[:en]
Program Pengabdian Masyarakat
Pembangunan Sistem Kontrol Dan Distribusi Air Bersih Di Kampung Babakan Sagu Kabupaten Bandung Tahap Ke-2
Prodi Teknik Fisika
Fakultas Teknik Elektro
Universitas Telkom
Maret-Agustus 2018
Air yang layak digunakan adalah air yang memiliki kualitas yang memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak. Tidak semua air tawar layak digunakan masyarakat karena tidak memenuhi persyaratan kesehatan seperti kotor atau tercemar kandungan yang tidak layak konsumsi. Air kotor dan keruh dapat disebabkan oleh tanah yang terangkut oleh air, sampah organik maupun anorganik yang dibuang makhluk hidup ke air, atau adanya kandungan besi. Air yang kotor dan tidak memenuhi standar kesehatan yang berlaku akan berbahaya bagi kesehatan masyarakat.
Kesadaran masyarakat terkait pengetahuan air bersih ini perlu diberikan dan disosialisasikan dengan baik. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1990 tentang standar kualitas air di perairan umum, air memiliki empat golongan. Golongan A adalah air minum tanpa pengolahan terlebih dahulu, golongan B adalah air minum melalui pngolahan, golongan C adalah air untuk perikanan dan peternakan, dan golongan D untuk pertanian dan industri perkotaan. Golongan-golongan tersebut dibedakan berdasarkan standar kandungan yang harus dimiliki. Standar kandungan tersebut terbagi menjadi standar kimiawi, standar fisis, dan standar biologis. Saat ini kebutuhan air bersih di Kampung Babakan Sagu dipasok dari wilayah lain (Kampung Lebak Gede) yang memiliki sumber mata air yang cukup memenuhi standar kesehatan dan masuk pada golongan A.
Untuk mengalirkan air bersih tersebut, saat ini digunakan pipanisasi sepanjang kurang lebih 1,6 km dengan ukuran pipa 2,5 inc. Namun, penggunaan air bersih di kampung Babakan Sagu tersebut, khususnya di siang hari, cukup tinggi sedangkan debit air yang mengalir masih jauh lebih kecil dibandingkan kebutuhan masyarakat. Selain itu, pengaturan distribusi penggunaan air belum dilakukan secara tertib sehingga sering mengakibatkan konflik. Sementara itu, penggunaan air di malam hari cukup kecil dan aliran air tidak dihentikan. Keadaan ini menyebabkan aliran air pada malam hari terus mengalir sedangkan bak penampungan volumenya relatif kecil sehingga air tidak tertampung dan menjadi terbuang percuma.
Saat ini, program air bersih bagi masyarakat sudah menjadi program pemerintah setempat dan dituangkan dalam hasil Musyawarah Rencana dan Pembangunan (MusRenBang) daerah tersebut. Namun, program ini adalah hanyalah salah satu yang diusulkan dalam MusRenbang tersebut. Pemerintah desa setempat memiliki keterbatasan dana untuk mewujudkan semua program-program tersebut. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, maka Program Studi S1 Teknik Fisika Universitas dapat ikut berperan aktif di dalam membantu memberikan solusi yang dihadapi oleh masyarakat dengan memberikan bantuan pada salah satu program pembangunan tersebut. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini merupakan tahap awal dari kegiatan Pengabdian Masyarakat yang masih akan berlanjut kemudian. Pada tahap I telah dibangun sistem penampungan air yang representatif, pengontrolan secara otomatis debit air yang masuk dan keluar dari penampungan, dan pendistribusian secara merata air ke masyarakat. Hasil yang dicapai berupa pemenuhan target seperti pembangunan bak penampung dan system pengontrolan distribusi, dan antusias masyarakat yang tinggi diindikasikan oleh kehadiran masyarakat pada saat program sosialisasi. Bak penampung utama yang telah dibangun adalah sebanyak empat buah bak penampungan yang masing-masing bisa didistribusikan ke delapan rumah warga, jadi hingga akhir pengerjaan pengabdian masyarakat tahap ini hanya mencakup 32 rumah. Setelah itu, permasalah muncul mengenai debit air yang kurang di siang hari serta melimpah karena tidak dimanfaatkan di malam hari. Untuk itu, pada program kegiatan ini diusulkan penambahan debit air pada siang hari dengan cara memperbaiki atau mengevaluasi jalur pipa utama dari sumber hingga ke bak penampungan. Setelah program ini dilaksanakan, debit air jadi naik dan kebutuhan air di siang hari dapat dioptimalkan oleh warga sekitar.
Kegiatan dibagi menjadi bberapa tahap, yaitu:
1. Survey jalur pipa utama
Tim beserta perwakilan RW dan RT melakukan survey dan pemetaan kembali jalur pipa utama yang sudah ada dari sumber air lebih kurang sejauh 2 km. Setelah dilakukan survey maka diketahui titik mana yang perlu diperbaiki, apakah perlu penggantian, by-pass atau penggantian pipa.
2. Implementasi hasil survey
Aparat RW dibantu oleh warga melakukan perbaikan atas saluran pipa yang dianggap rusak atau mengganti jalur yang dianggap tidak baik untuk dijadikan jalur baru yang lebih efisien.
3. Evaluasi
Setelah semua bagian-bagian kegiatan telah dilaksanakan, perlu dilakukan evaluasi atas kegiatan tersebut. Hal ini berguna untuk menentukan solusi atau langkah selanjutnya yang perlu dilakukan untuk peningkatan kualitas dan kuantitas aliran air bersih ke kampung Bababkan Sagu.
Tahap survey dan pengkajian awal jalur pipa utama beserta kondisi bak penampung
Jalur pipa utama yang telah diperbaiki atau diganti. Pipa-pipa yang baru merupakan pipa yang telah dipasang untuk aliran ke kampung Babakan Sagu.
Realisasi Akhir jalur pipa utama menghasilkan debit air yang sangat banyak (melimpah) di bak penampungan.
[:]